Potensi Budidaya dan Bisnis Tanaman Hias di Pasar Lokal dan International

Ini adalah catatan acara NGOBRAS (Ngobrol Santai) yang diadakan oleh @gsbiotech pada 20 Januari 2021 via Google Meet.
Narasumber:
- Chesara Novatiano (@chenova) – Plant Biotechnologist, GS Biotech
- Riki Subagja (@riki_agf) – Ketua komunitas #bandungaroids , owner @artgarden.flowers
Materi pertama dibawakan oleh Bapak Riki Subagja selaku Ketua komunitas #bandungaroids dan juga owner @artgarden.flowers. Beliau membawakan materi dengan tema Budidaya Tanaman Philodendron dan Potensi Pasar. Bagaimana pembudidayaanya dan seperti apa potensi pasarnya? Yuk langsung kita simak aja.
Pembibitan tanaman Philodendron dengan cara konvensional
Pembibitan tanaman Philodendron dengan cara konvensional ini biasanya dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1. Stek batang

Cara ini biasanya dilakukan oleh semua petani tanaman hias saat ini. Sebab selain mudah dilakukan, cara budidaya dari stek batang ini bisa langsung menghasilkan beberapa anakan sekaligus dari satu pohon induk. Hasil anakannya tergantung dari besar dari pohon induk itu sendiri. Terutama untuk jenis tanaman Philodendron yang merambat, pembibitan dengan cara stek batang ini sangat cocok. Kelemahan dari cara ini adalah biasanya tanaman akan layu dulu pada awal pembibitan.
2. Cangkok batang

Pembibitan dengan cara cangkok batang bisa dilakukan pada tanaman Philodendron, Monstera, Epipremnum ataupun Scindapsus. Cara mencangkok batang dilakukan dengan cara memberikan media pada akar angin, sehingga ketika anakan akan dipindahkan sudah memiliki akar yang kuat.
Keuntungan dari budidaya cangkok batang yaitu selain sama mudahnya dengan stek batang, anakan yang dipisah dari indukan melalui cangkok batang tidak akan mengalami layu (stress) terlebih dahulu. Hal tersebut disebabkan karena biasanya tanaman yang akan dipisah dari pohon induk sudah memiliki akar yang kuat. Namun untuk menghasilkan beberapa tanaman langsung dalam satu pohon induk yang tunggal sangatlah sulit dilakukan. Karena dengan cangkok batang, biasanya hanya menghasilkan 1 anakan saja yaitu dari bagian atas tanaman.
3. Pemisahan anakan

Budidaya dengan cara ini selain membutuhkan waktu yang sangat lama, ada cara tersendiri yang harus dilakukan, yaitu pohon induk harus dipotong tunas bagian paling atas dulu, agar menghambat pertumbuhan pohon induk dan memancing sela daun atau ruas batang untuk menumbuhkan bakal calon tunas–tunas (mata tunas) baru. Tanpa memotong bagian atas pohon induk sangat kecil kemungkinannya pohon induk menumbuhkan mata tunas (calon anakan) di setiap ruasnya.
4. Pembibitan dari biji

Untuk jenis Philodendron, Monstera, Epipremnum dan Scindapsus bisa juga dilakukan pembibitan dari biji. Namun saat ini hanya beberapa petani yang melakukan budidaya dengan cara ini. Sebab selain membutuhkan pohon induk yang sudah siap berbuah, pembudidayaannya pun membutuhkan beberapa pohon induk dengan umur yang sama sebagai bahan pembuahan si bunga tersebut. Tanpa adanya penyilangan dari pohon induk yang lain, kecil kemungkinan bunga tanaman (Philodendron, Monstera, Epipremnum dan Scindapsus) tersebut bisa menjadi biji. Pembibitan dari biji juga sangat lama, karena indukan harus sudah berumur minimal 10 tahun.
Potensi pasar lokal dan internasional

Saat ini potensi pasar tanaman hias seperti Philodendron, Monstera, Epipremnum dan Scindapsus (Aroids) sangat menjanjikan. Hal itu terbukti dengan permintaan yang terus meningkat setiap bulannya sehingga membuat petani ataupun penjual sedikit kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun internasional saat ini.
Penyebabnya mungkin salah satunya adalah karena pandemi dan banyak yang mempunyai hobi baru untuk bertanam maupun untuk mengembangkan usaha rumahan dengan menjual tanaman hias.
Menurut Pak Riki Subagja, pandangan pasar tanaman hias (Aroids) ke depannya di tahun 2021 dan seterusnya, masih terbuka lebar. Saat ini bukan lagi jamannya gelombang cinta yang dulu harganya banyak ‘digoreng’. Selain itu sekarang permintaan pasar juga sangat tinggi. Untuk harga, apakah nantinya ada kemungkinan harga akan turun? Ada kemungkinan turun, tapi tidak akan selisih jauh dengan saat ini, dan juga masih ada potensi ekspor. Saat ini hampir 70% stok Philodendron dan Monstera sudah menjadi pasar ekspor. Bahkan ada permintaan customer yang sudah wishlist sejak bulan September 2020 belum dapat dipenuhi.
Jadi, buat teman-teman yang baru akan terjun ke dunia tanaman, jangan takut walaupun sekarang harga sudah mahal, asalkan punya prinsip bertani. Jangan punya pemikiran, sekarang beli besoknya sudah dijual lagi dengan harapan harga sama atau lebih tinggi. Dengan prinsip bertani, sekarang kita beli satu tanaman dan kita kembangbiakkan bisa menjadi banyak tanaman baru, sehingga masih bisa menguntungkan.
Perkenalan GS Biotech
Pemaparan materi dari @gsbiotech dibawakan oleh Ibu Chesara Novatiano (@chenova), seorang Plant Biotechnologist dari GS Biotech.
GS Biotech merupakah perusahaan baru di bidang agribisnis, terutama pada budidaya tanaman hias, yang menggunakan kultur jaringan. Jadi bisa dibilang sebagai laboratorium kultur jaringan.
Visi & Misi
Selain membibitkan tanaman hias, ke depannya GS Biotech juga berharap bisa menghasilkan tanaman hias jenis baru. Produk GS Biotech diantaranya:
- Botolan Anggrek kultur jaringan
- Kultur jaringan tanaman hias tropis (Araceae)
- Bibit Anggrek (hasil aklimatisasi)
- Bibit tanaman hias tropis (hasil aklimatisasi)
Selain itu, GS Biotech juga memberikan jasa pelatihan kultur jaringan skala rumahan yang bisa dilakukan secara reguler maupun privat. Fasilitasnya terdiri dari: laboratorium kultur jaringan, greenhouse aklimatisasi dan juga penginapan bagi peserta.
Aplikasi Teknik Kultur jaringan untuk Perbanyakan Bibit dan Pemuliaan Tanaman Hias
1. Apa itu kultur jaringan?

Kultur jaringan adalah suatu teknik atau cara mengisolasi bagian dari tanaman yang dapat berupa biji, organ, jaringan atau sel tanaman pada media nutrisi dalam kondisi steril atau aseptis. Karena kondisinya harus steril atau aseptis, tidak semua orang bisa melakukannya.
2. Kegunaan Kultur Jaringan
Kultur jaringan bisa digunakan untuk:

- Mikropropagasi (perbanyakan tanaman) atau pembibitan
Kenapa disebut mikropropagasi? Karena pembibitannya ini sendiri sangat kecil, yang ditempatkan dalam botol-botol tertutup. - Pemuliaan
Beberapa jenis tanaman, bisa menggunakan kultur jaringan. Kalau yang konvensional itu biasanya persilangan menggunakan bunga. Jika menggunakan kultur jaringan ini bisa lebih cepat. Nanti bisa pemuliaan dengan mutasi menggunakan sinar gamma atau rekayasa genetika. - Konservasi plasma nutfah
Bisa dilakukan konservasi untuk tanaman-tanaman langka. - Produksi metabolit sekunder
Biasanya untuk kegunaan farmasi. Misalnya untuk mengambil essential oil, jika sudah tahu essential oilnya berasal dari daunnya, nanti bisa di kultur jaringan daunnya saja. - Rekayasa genetika
Untuk menghasilkan jenis tanaman yang baru.

Untuk tanaman hias, kultur jaringan yang digunakan adalah untuk mikropropagasi dan pemuliaan tanaman. Kenapa? Karena dengan teori totipotensi tanaman, yaitu seperti mengkloning tanaman sehingga hasilnya akan sama persis dengan induknya.
3. Teori Totipotensi Tanaman
Kemampuan seluruh tanaman untuk berdiferensiasi dan beregenerasi membentuk tumbuhan utuh seperti induknya. Setiap sel memiliki informasi genetik yang lengkap.
Kenapa harus menggunakan kultur jaringan?
- Dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat, dan hasil anakannya akan sama dengan induknya.
- Bebas virus dan penyakit, karena semua proses steril.
- Mempermudah dalam melakukan pemuliaan.
Kalau kita memang sudah memiliki indukan, yang tanamannya lumayan mahal, misalnya tanaman variegata yang coraknya bagus. Jadi bisa mengkloning gen tanaman tersebut. Perbanyakannya secara eksponensial, sehingga akan lebih cepat dalam pembibitan.
4. Tahapan kultur jaringan
Eksplan adalah bagian dari tumbuhan yang akan digunakan untuk kultur jaringan. Biasanya ada beberapa tanaman yang tumbuh sendiri akarnya, tapi ada juga yang harus masuk ke media perakaran.
5. Alat-alat yang digunakan untuk kultur jaringan
Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk kultur jaringan diantaranya:
- Enkas: merupakan alat yang paling sederhana, menggunakan kaca.
- Laminar: harganya lebih tinggi tapi ada UVnya, sehingga lebih steril.
- Autoclave: digunakan untuk mensterilkan media tanam.
- Botol kultur: yang bisa menggunakan botol bekas yang sudah disterilisasi
- Timbangan digital: karena digunakan untuk menimbang bahan kimia yang sangat kecil
- Alat gelas ukur
- Ruangan Preparasi dan Ruang tanaman
- Ruang inkubasi
- Thermohygrometer: digunakan untuk mengukur suhu ruangan
Jadi untuk kultur jaringan skala rumahan, minimal harus punya 2 ruangan:
- Ruang dapur untuk persiapan
- Ruang tanam dan juga untuk menaruh rak untuk menaruh botol tanaman.
Kedua ruangan ini harus ber-AC karena ruangan harus lembab dan dingin.
6. Pembuatan media
Media yang digunakan untuk kultur jaringan adalah:
- Media MS (Murishige and Skoog)
- Sumber karbon menggunakan Sukrosa (gula)
- Vitamin: Myo-inositol, asam askorbat, thiamin dan lain-lain
- Zat pengatur tumbuh (hormon): Auksin, Sitokinin dan Giberelin.
7. Persiapan pemilihan Eksplan
Ada 3 tahapan dalam persiapan dan pemilihan eksplan, yaitu:
- Melakukan karantina indukan
- Melakukan penyemprotan dengan bakterisida/fungisida/antibiotik
- Melakukan sterilisasi media tanam
Sebelum melakukan kultur jaringan, tanaman yang akan dijadikan indukan dilakukan karantina dulu untuk mensterilkan tanamannya, termasuk steril media tanamnya juga supaya indukan tetap sehat dan bebas penyakit. Kalau bisa, gunakan eksplan dari tanaman yang masih anakan (muda), jangan yang sudah terlalu dewasa.
8. Jenis-jenis Eksplan
- Daun
- Nodus/titik tumbuh
- Umbi
- Pucuk
Eksplannya bisa menggunakan daun, tapi harus dari daun baru yang baru mulai unfurling. Kenapa? Karena jaringan muda itu lebih mudah untuk diberikan hormon untuk regenerasi.
9. Sterilisasi Eksplan
Eksplan dapat disterilisasi dengan menggunakan beberapa larutan kimia/desinfektan seperti:
- Detergen
- Fungisida
- Bakterisida
- Alkohol 70%
- Tween 20
- Larutan pemutih (yang mengandung NaCl2) sebesar 10-30%
- HgCl2
- H2O2
Hal ini berguna agar tanamannya tetap steril. Cuci dulu di air mengalir, setelah itu baru menggunakan detergen dan dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Kalau alkohol hanya sebentar sekitar 10-20 detik saja.
10. Inisiasi Eksplan
Inisiasi adalah tahapan menanam eksplan yang sudah disterilkan ke media pertumbuhan (dapat tumbuh sebagai tunas atau callus). Setelah eksplan berhasil ditumbuhkan dan tetap dalam keadaan steril, tanaman dapat dipindahkan ke media multiplikasi untuk perbanyakan tunas/callus. Multiplikasi: perbanyakan calon tanaman dengan menanam eksplan pada media tanam.
11. Proses perakaran dan aklimatisasi
Beberapa tanaman ada yang bisa langsung tumbuh akar dan ada juga yang tidak langsung tumbuh akar. Aklimatisasi merupakan adaptasi untuk tanaman yang biasa hidup di botol, untuk hidup di media luar. Biasanya menggunakan sekam. Hasil aklimatisasi akan dipindahkan ke polybag untuk pembesaran tanaman.
Q&A
Yang pertama dilakukan adalah izin. Karena untuk melakukan ekspor harus memiliki izin pengeluaran benih dari Kementerian Pertanian. Biasanya dilakukan ketika sudah ada order dari buyer. Pembelinya siapa, tanamannya apa dan dikirimnya ke mana. Dan ketika pengirimannya ke Eropa, akan dilakukan laboratorium karantina dulu, yaitu kita harus mengirim sampel tanaman yang akan dikirim untuk memastikan bahwa tanaman yang dikirim bebas dari hama dan virus.
Yang menjadi tantangan adalah bahwa untuk ekspor, tidak diizinkan mengirim tanaman dengan media tanamnya. Jadi harus ada treatment khusus, serta pengirimannya bisa menggunakan tissue paper atau sphagnum moss yang sudah di treatment dan harus bebas nematoda. Untuk packing, biasanya menggunakan kardus atau styrofoam tergantung cuaca. Jika musim dingin seperti sekarang, biasanya menggunakan styrofoam untuk menjaga tanaman agar tetap hangat. Sedangkan saat musim panas, biasanya menggunakan packing kardus.
Selain dengan stek dan cangkok, sangat bisa dengan kultur jaringan untuk teman-teman eksportir dan petani tanaman. Kalau hanya dengan stek batang, harga akan terus meningkat. Karena untuk memenuhi permintaan pasar, stok indukan yang saat ini ada juga tidak memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun ekspor.
Gunakan media tanam yang lembab, bisa menggunakan sphagnum moss atau lumut hidup. Kalau sekarang saya lebih sering menggunakan lumut hidup karena selain karakternya yang lembab juga lebih poros.
Media tanam untuk dataran tinggi, bisa menggunakan campuran:
– Sekam bakar: yang mempunyai sifat menyimpan air
– Sekam mentah: yang sifatnya poros
– Kulit bambu: menjaga kelembaban
Jika menanam jenis Alocasia, sebaiknya tidak pakai sekam mentah, tapi tambahkan andam.
Untuk unsur hara di media tanam saat stek, sebaiknya tidak terlalu banyak, karena baru di stek. Jadi biarkan media tanamnya menstabilkan tanamannya dulu. Jika sudah lebih stabil, baru boleh ditambahkan vitamin.
– Tentu harus punya produk untuk dijual.
– Harus memiliki perizinan untuk ekspor, dan untuk mendapatkan perizinan ke Kementerian, harus sudah berbadan hukum.
Kalau untuk antar kota itu masih mudah karena masih bisa menggunakan media tanam. Tipsnya adalah, saat packing (bagian potnya) dikunci di kardusnya agar tidak berbenturan di jalan. Kalau tidak mau menggunakan media tanam yang berat, bisa diganti dengan media tanam lumut untuk menjaga kelembaban tanaman selama dalam perjalanan.
Untuk skala yang lebih besar, lebih aman untuk tanaman yang banyak permintaan dari pasar daripada tanaman mahal tapi permintaan naik turun. Misal seperti Philodendron melanochrysum, itu permintaan di pasarnya stabil.
Untuk ekspor sendiri, untuk buyer yang bukan pelanggan (hanya beli untuk koleksi pribadi) pembayaran biasanya menggunakan paypal. Jadi jika ada keluhan, ada meditasi dari paypal-nya, jadi akan ada semacam sidang, dan akan dibandingkan mana yang lebih sesuai dengan perjanjian jual belinya. Kecuali kalau ada kendala dari bea cukai, nanti akan ada refund sesuai dengan kesepakatan di awal.
Salah satu pertimbangan tidak menggunakan HgCl2 adalah, karena pembuangan limbahnya tidak boleh sembarangan dan harus pakai APD Lengkap dan juga masker. Jangan langsung dibuang ke saluran air, bisa dikumpulkan dulu di jerigen tertutup rapat dan kerjasama dengan lembaga yang menangani PAL. Untuk kerjasamanya, tidak harus menunggu orang yang menampung, tapi lebih kita yang proaktif (kita yang menghubungi lembaga tersebut).
– Jika tumbuh jamur, kemungkinan (biasanya) berasal dari botolnya. Karena botol itu kan kaca. Jadi solusinya bisa direndam dulu botolnya dengan klorof dan autoclave dulu selama 40 menit, baru bikin media untuk ditaruh di botol.
– Kemungkinan kedua, adanya kebocoran sehingga ada udara yang masuk dan membawa spora.
– Kemungkinan ketiga, bisa dari autoclave. Apakah semuanya sudah sesuai atau perlu dikalibrasi lagi.
Nah banyak ilmu baru tentang pembibitan tanaman nih dari kedua sesi. Apalagi tentang kultur jaringan yang sepertinya belum familiar di kalangan petani tanaman konvensional ya. Apakah plant parent di sini ada yang tertarik mencoba kultur jaringan? Atau malah ada yang pernah belajar tentang kultur jaringan? Ayo share di kolom komentar 🙂 Jangan lupa juga untuk share di social media kamu dan tag @plantstorycom @gsbiotech serta @artgarden.flowers yaa..
0 Comments